Kartika Podcast Episode 22 : Deteksi Kelainan Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini

Kartika Podcast Episode 22 Deteksi Kelainan Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini

Setiap orang tua pasti menginginkan anak dapat tumbuh dengan baik dan optimal. Ketika anak tumbuh dengan baik, orang tua akan merasa lega dan bahagia. Tak heran jika orang tua akan selalu memantau setiap detik perkembangan anak, bahkan sejak masih dalam kandungan. Pada program Kartika Podcast episode ke-22 ini, tema yang diangkat adalah mengenai deteksi kelainan tumbuh kembang anak sejak dini. Narasumber dr. Karla Shinta Napitu, Sp.A. istri dari Letkol Cke Hisar P. Silaen, S.E. didampingi oleh host dr. Yovin Yerah Butar-Butar istri dari Letkol Inf Fictor J. Situmorang, dan Ny. Yayah, S.Kep.Ns, M.Kep.A istri dari Peltu Agung Priyatna.

Perkembangan Anak Usia Dini

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan si kecil. Di antaranya asupan yang dikonsumsi sehari-hari, jenis kelamin, genetik, iklim, dan sebagainya.  Namun, para orang tua bisa membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak ini dengan mencukupi kebutuhan gizi, memberikan pola asuh, pendidikan, sampai kasih sayang bagi buah hatinya. Melalui dukungan tersebut, anak mampu mencapai tonggak perkembangan sesuai umurnya; seperti kapan si kecil bisa bicara, merangkak, berjalan, berteman, sampai kemampuan berpikir yang kompleks seperti membaca dan menulis. Tanpa dukungan memadai, anak bisa mengalami keterlambatan pertumbuhan. Misalnya, anak terlambat bicara, telat berjalan, hiperaktif, atau belum mampu baca tulis di tahapan pertumbuhan sesuai umurnya.

Foto 2. Ny. dr. Karla Shinta Napitu, Sp.A Menjelaskan Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini

Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak optimal?

Tumbuh kembang optimal adalah pertumbuhan dan perkembangan anak yang diberikan secara maksimal agar sehat secara optimal. Mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan yaitu :

  • Pertumbuhan (growth)

Perubahan Bersifat kuantitatif. Bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi sel, organ, maupun individu yang dapat dihitung dan diukur dengan angka. Contoh pengukuran yang biasa dilakukan yaitu menghitung berat badan, menghitung tinggi badan, dan lingkar kepala.

  • Perkembangan (development)

Perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Bertambahnya kemampuan  (skill) struktur dan fungsi tubuh yang kompleks. Dalam hal ini meliputi perkembangan motorik, bahasa, sosial, emosional, dan kognitif.

Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak diklasifikasikan menjadi 3 hal yakni :

  • Prenatal

Faktor prenatal disini mencakup pada kondisi gizi dari ibu, apakah Ibu dalam keadaan gizi yang baik atau buruk. Apakah Mengalami anemia kemudian kondisi kesehatan ibu itu sendiri apakah mengalami infeksi toksoplasma atau virus herpes yang menyebabkan kelainan pada janin.

  • Persalinan

Berkaitan dengan kondisi ibu selama persalinan apakah ada pendarahan atau komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

  • Postnatal

Mencakupi nutrisi yang dipenuhi untuk anak, menjaga kesehatan anak, imunisasi, psikologis, lingkungan pengasuhan dan stimulasi pada tumbuh kembang anak.

Foto 3. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Apakah Pencapaian tumbuh kembang anak pada setiap anak sama?

Setiap anak memiliki potensi pencapaian tumbuh kembang yang sama jika stimulasi yang diberikan dilakukan dengan baik pada setiap tahapan tumbuh kembangnya.

  1. Stimulasi

Stimulasi untuk bisa dipadukan dengan permainan sehari-hari yang mudah kalian lakukan bersama. Permainan sekaligus stimulasi sensorik ini memainkan peran penting dalam perkembangan si kecil dari sejak lahir hingga masa kanak-kanak.

2. Kesehatan

Upaya kesehatan anak-anak meliputi tata laksana dan rujukan, gizi, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, imunisasi, rehabilitasi dan perawatan jangka panjang pada penyakit kronis/langka, pola asuh dan stimulasi perkembangan, serta penyediaan lingkungan yang sehat dan aman.

3. Nutrisi

Memastikan anak mendapatkan gizi seimbang yang mencakup protein, karbohidrat, lemak, serta vitamin dan mineral esensial sangat penting. Sebab, ini adalah kunci utama agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal.

Selain hal-hal di atas, mengikuti perkembangan serba digital saat ini anak tidak akan terlepas dari penggunaan gadget. Seperti yang kita ketahui, akan ada dampak yang ditimbulkan baik itu positif maupun negatif. Perlu diperhatikan dalam perkembangan anak usia dini mengenai dampak negatif screentime yang berlebihan yakni kecenderungan anak yang akan berkomunikasi satu arah dan pertumbuhan terganggu dari pola makan karena fokus anak yang teralihkan.

Deteksi tumbuh kembang anak sangat penting sedini mungkin.

Deteksi pertumbuhan anak usia dini dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal di bawah ini, yang biasanya dibimbing oleh kader di setiap kegiatan posyandu, atau dengan pemantauan dan konsultasi kepada dokter spesialis anak.

  1. Menimbang berat badan anak setiap bulan untuk melihat pertumbuhan berat badan.
  2. Mengukur tinggi/panjang badan anak setiap bulan untuk melihat pertumbuhan tinggi/panjang badan.
  3. Mengukur besar lingkar kepala anak setiap untuk melihat pertumbuhan lingkar kepala.
  4. Memeriksa bagian kepala (rambut, mata, telinga, hidung, mulut, gigi), kulit, kuku, tangan dan kaki dilaksanakan minimal seminggu 1 (satu) kali untuk melihat kebersihan dan kesehatan.

Foto 4. Buku KIA Sebagai Pegangan Orang Tua Untuk Memantau Perkembangan Anak

Deteksi Perkembangan Fisik (motorik kasar dan halus)

Pada anak usia dini, perkembangan fisik juga harus diperhatikan 2 hal di bawah ini :

  1. Motorik kasar. Deteksi dini pada motorik kasar dilakukan untuk melihat hambatan yang berhubungan dengan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh dengan menggunakan otot-otot besar.
  2. Motorik halus. Deteksi dini pada motorik halus dilakukan untuk melihat hambatan yang melibatkan gerakan bagian tubuh tertentu yang memerlukan koordinasi yang cermat antara otot-otot kecil/halus dan mata serta tangan.

Dampak Negatif Kurangnya Peran Ayah Terhadap Tumbuh Kembang Anak.

Pola pengasuhan dalam rumah tangga tidak terlepas dari peran kedua orang tua. Baik ayah maupun ibu memiliki porsi dan tugas masing-masing untuk mendampingi anak dalam masa tumbuh kembangnya. Dalam dunia militer dimana karir ayah sebagai seorang TNI, ada beberapa kondisi yang terkadang mengharuskan seorang anak tidak bisa mendapatkan waktu bermain yang lebih banyak dengan seorang ayah.  Menurut psikolog, ada beberapa dampak negatif yang dapat timbul apabila peran seorang ayah tidak maksimal di dalam parenting, misalnya :

  1. Masalah perilaku anak menjadi sulit diatur
  2. Rasa kekosongan emosional dari kurangnya figur seorang ayah
  3. Meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada anak
  4. Sulit membentuk identitas seksual
  5. Kurangnya rasa percaya diri

Sebagai sebuah solusi agar anak tidak kekurangan figur dari seorang ayah saat ayahnya sedang bertugas atau saat tidak bisa secara full mendampingi adalah, menggunakan fitur video call setiap hari untuk berkomunikasi dengan anak. Apabila ayah sudah kembali dari tugas maka harus quality time betul dengan anak untuk menggantikan waktu yang hilang bersama anak.

Kesimpulan.

5 tahun pertama kehidupan merupakan Golden Period atau masa keemasan. Maka dari itu stimulasi yang diberikan kepada anak harus maksimal. Melalui berbagai stimulasi, pemberian nutrisi yang lengkap, dan juga pola asuh yang baik, tumbuh kembang anak akan lebih baik untuk menjadi penerus bangsa dengan kesehatan yang optimal.

Foto 5. dr. Karla Shinta Napitu, Sp.A. , Ny. Yovin Fictor, dan Ny. Yayah Agung.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *