Kartika Podcast Episode 10 : Percaya Diri dengan Personal Branding

Kartika Podcast Episode 10 Percaya Diri dengan Personal Branding

Kartika Podcast Episode 10 :

“Percaya Diri dengan Personal Branding”

Episode ke-10 Kartika Podcast kali ini mengangkat tema yang sangat inspiratif dan relevan untuk Kita semua, yaitu “Percaya Diri dengan Personal Branding”.

Di era serba digital ini, membangun personal branding yang kuat bisa jadi kunci sukses dalam karier maupun kehidupan sehari-hari.

Dipandu oleh dua host yang penuh semangat, Ibu Mevi C. Tehuteru, istri dari Brigjen TNI Christian Tehuteru, dan Ibu Asti Kristomei Sianturi, Istri dari Brigjen TNI Kristomei Sianturi, Kita akan belajar langsung dari narasumber Istimewa, yaitu Ibu Dhita Wirapradja, S.H.,EPT, istri dari Mayor Inf Gerry Cholid, S.H, M.Han.

Ibu Dhita tumbuh besar di Amerika Serikat dan Hongkong, beliau menempuh berbagai pendidikan dan sertifikasi dalam bidang etika, protokol, dan Mannerism di Inggris dan Amerika Serikat.

Beliau saat ini juga tergabung di Aliansi Pengajar Etika Internasional yang berbasis di Singapura.

Melalui diskusi yang mendalam, episode ini membahas pentingnya personal branding sebagai cara untuk membangun kepercayaan diri dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Yuk, Kita simak pembahasannya dan temukan rahasia di balik personal branding yang sukses!

Personal Branding : Menciptakan Citra Diri

Personal branding adalah proses membangun dan mengelola citra atau reputasi diri di mata publik.

Menurut Ibu Dhita, personal branding yang baik akan meningkatkan rasa percaya diri, karena dengan memahaminya, Kita lebih jelas tentang siapa diri Kita dan bagaimana Kita ingin dilihat oleh orang lain.

Lalu, siapa saja yang membutuhkan personal branding? Tentu saja setiap orang membutuhkan personal branding, karena ini membantu membentuk cara orang lain melihat Kita dan memberikan panduan dalam mengarahkan hidup.

Personal branding tidak hanya penting bagi para profesional atau tokoh publik, tetapi juga bagi individu dalam berbagai peran kehidupan, termasuk Ibu rumah tangga.

Pekerjaan Ibu rumah tangga seharusnya tidak hanya dianggap sebagai kewajiban, tetapi sebagai hak untuk mengekspresikan diri, menunjukkan kekuatan, dan memberikan pengaruh positif, baik untuk keluarga maupun lingkungan sekitar.

Personal branding membantu mengarahkan tindakan sehari-hari, memberikan kejelasan tentang bagaimana Kita ingin dikenal dan dihargai.

Dalam materi tentang “aktualisasi diri,” potensi atau kelebihan diri yang Kita miliki dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang dan juga membuat Kita lebih bahagia.

Dengan personal branding yang kuat, Kita bisa lebih memahami siapa diri Kita, kekuatan, serta kelemahan Kita, dan tumbuh menjadi versi terbaik dari diri Kita.

Ini juga memudahkan Kita mencapai tujuan pribadi dan profesional, membangun jaringan yang sesuai dengan nilai-nilai Kita, serta membuka lebih banyak peluang dalam hidup.

Manfaat Personal Branding

Manfaat dari personal branding adalah agar orang lain dapat mengenali siapa Kita dan apa yang Kita perjuangkan tanpa perlu Kita terlalu banyak bicara.

Misalnya, jika Kita membangun citra diri yang ramah dengan tulus, orang akan merasakannya secara alami tanpa Kita harus mengumumkannya. “Namun, jika Kita tidak tahu apa yang Kita inginkan dan hanya mengikuti arus, Kita akan mudah merasa insecure, cemburu, dan kehilangan arah,” ujar Ibu Dhita.

 

Oleh karena itu, penting untuk menemukan kekuatan dalam diri dan mengembangkan personal branding yang autentik, agar Kita bisa lebih percaya diri dan lebih terarah dalam menjalani kehidupan.

Cara membangun Personal Branding 

Berikut adalah beberapa tips untuk membangun personal branding yang kuat :

  1. Kenali diri sendiri: Langkah pertama yang sangat penting adalah mengenali diri sendiri dengan baik. Pahami siapa diri Kita, pertimbangkan nilai-nilai, minat, keahlian, dan sifat yang membuat Kita berbeda. Refleksi diri membantu Kita mengetahui citra apa yang ingin ditampilkan ke dunia.
  2. Tentukan tujuan: Sebelum Kita memulai perjalanan personal branding, tentukan terlebih dahulu tujuannya, karena dengan tujuan yang jelas akan membantu Kita merancang strategi yang sesuai dengan arah personal branding Kita.
  3. Konsisten: Konsistensi adalah kunci dalam personal branding. Pastikan citra diri yang Kita tampilkan, baik secara online maupun offline, selalu selaras dengan apa yang Kita inginkan.
  4. Tunjukkan keahlian: Bangun reputasi melalui karya atau kontribusi nyata. Tunjukkan keahlian Kita di bidang yang Kita kuasai agar orang mengenali Kita sebagai orang ahli.
  5. Bangun kehadiran online: Manfaatkan media sosial dan platform online lainnya untuk memperkenalkan diri, berbagi nilai-nilai, dan membangun jaringan. Pastikan profil Kita mencerminkan citra yang ingin Kita tampilkan.
  6. Bersikap autentik: Jadilah diri sendiri. Personal branding yang berhasil adalah yang otentik dan tulus. Orang akan lebih percaya dan tertarik jika Kita tampil secara natural.
  7. Berikan nilai kepada orang lain: Personal branding yang kuat bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana Kita bisa memberikan dampak positif kepada orang lain. Berbagi pengetahuan, membantu orang lain, atau terlibat dalam kegiatan sosial bisa memperkuat citra Kita.

Dengan langkah-langkah ini, personal branding yang kuat, otentik, dan berpengaruh dapat terbentuk, sehingga membantu Kita mencapai tujuan hidup dan karir.

Personal Branding dan Pencitraan : Apa Bedanya? 

Istilah personal branding dan pencitraan sering kali terdengar mirip, tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, terutama dalam cara Kita membangun diri dan bagaimana Kita ingin dilihat oleh orang lain.

Keduanya memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan professional Kita, namun memahami perbedaannya akan membantu Kita lebih tepat dalam membangun kepercayaan diri dan reputasi baik.

Personal branding adalah penciptaan diri yang autentik dan berkelanjutan. Ini bukan soal bagaimana Kita ingin dilihat, tetapi lebih kepada bagaimana Kita menunjukkan siapa diri Kita sebenarnya, termasuk keunikan, nilai, dan keahlian yang Kita miliki.

Personal branding berfokus pada membangun kemampuan dan karakter yang nyata. Disisi lain, pencitraan seringkali lebih berfokus pada membangun persepsi tertentu di mata orang lain, kadang tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut mencerminkan kenyataan atau tidak.

Pencitraan cenderung bersifat sementara dan lebih mengutamakan penampilan luar daripada esensi diri yang sebenarnya.

“Jadi dapat dikatakan personal branding itu Kita secara terus menerus bergerak ke arah image yang Kita ingin orang lain menerima dari Kita, sedangkan pencitraan itu tidak menggunakan niat yang tulus, perbedaannya itu ada di niatnya”, kata Ibu Dhita. 

Personal branding memang penting untuk membangun citra diri yang kuat, tetapi perlu diingat bahwa etika adalah fondasi yang tidak bisa diabaikan.

Ketika Kita memasuki lingkungan baru, personal branding yang baik harus dibarengi dengan etika yang tepat.

Personal branding yang didukung oleh etika akan menciptakan reputasi yang positif dan bertahan lama.

Orang-orang akan mengingat Kita sebagai pribadi yang tidak hanya menonjolkan diri, tetapi juga memiliki integritas, peduli terhadap orang lain, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan apa pun.

Ini memastikan bahwa Kita tidak hanya menonjolkan diri, tetapi juga mampu menjalin hubungan yang positif dan beradaptasi dengan baik.

Dengan begitu, lingkungan baru bukanlah tempat yang harus menyesuaikan diri dengan Kita, melainkan Kita yang bijak dalam menempatkan diri sambil tetap menjaga identitas Kita.

Membangun Identitas Persit melalui Personal Branding.

Sebagai bagian dari Persit, anggota memiliki tanggung jawab untuk menciptakan citra yang positif dan mencerminkan norma serta aturan yang berlaku.

Sebagai pendamping prajurit TNI Angkatan Darat, setiap tindakan, sikap, dan interaksi yang dilakukan oleh anggota Persit dilihat dan dinilai dalam konteks indentitas militer.

Dalam hal ini personal branding menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa citra diri kita sejalan dengan nilai-nilai organisasi.

Tanpa Kita sadari, personal branding Militer dan citra sebagai pendamping militer sudah terpatri dalam diri Kita.

Hal ini menciptakan tantangan dan kesempatan. Di satu sisi, anggota Persit harus memastikan bahwa perilaku dan tindakan mereka mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh TNI dan Persit.

Di sisi lain, mereka juga memiliki kesempatan untuk menonjolkan keunikan dan kekuatan diri sambil tetap menghormati norma yang ada. I

dentitas Kita sebagai bagian dari Persit harus menjadi kebanggaan, menciptakan dampak positif, dan memberikan kontribusi berarti bagi lingkungan sekitar.

Episode ke-10 Kartika Podcast ini memberikan banyak wawasan berharga tentang bagaimana membangun kepercayaan diri melalui personal branding.

Dengan dipandu dari Ibu Dhita Wirapradja, para pendengar diajak untuk lebih mengenali keunikan diri, menjaga konsistensi dalam citra yang ditampilkan, menggunakan media sosial secara efekti untuk memperkuat personal branding.

Dengan personal branding yang autentik dan kuat, Kita tidak hanya akan lebih dikenal dan dihargai oleh orang lain, tetapi juga merasa lebih percaya diri dalam menjalani hidup.

Jangan ragu untuk memulai perjalanan membangun personal branding yang mencerminkan diri Kita yang sebenarnya!

Untuk lebih banyak tips inspiratif, jangan lupa terus mendengarkan Kartika Podcast di episode-episode berikutnya.

YouTube Kartika Podcast Episode 10 :

Percaya Diri dengan Personal Branding

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *