Kartika Podcast Episode 1 : Cara Tepat Menemukan Self Love dan Self Acceptance
Kartika Podcast Episode 1 :
Cara Tepat Menemukan Self Love dan Self Acceptance
Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana, Ibu Uli Simanjuntak menginginkan para Ibu Persit bisa mendapatkan informasi dengan cara yang berbeda, maka digagaslah media podcast yang perdana ditayangkan pada Bulan Februari 2024.
Pada episode perdana ini, Podcast Kartika menghadirkan narasumber Ibu Anggita Hapsari, M.Psi., Psikolog, istri dari Mayor Abraham Pandjaitan.
Beliau menempuh pendidikan di bidang psikologi di Massey University, Auckland, Selandia Baru.
Kemudian beliau mendapatkan gelar Magister Psikologi khususnya Psikologi Klinis Anak dari Universitas Indonesia (UI), serta seorang Founder Life Generation dan Cider World Academy Pre School.
Foto 1. Cover Podcast Episode 1
Apa itu Self Love?
Self love adalah cara kita mengasihi dan mencintai diri sendiri secara terus menerus, hari demi hari, dengan menerima segala kekurangan beserta kelebihan dan mensyukuri apa yang melekat pada diri kita.
Meskipun kita tidak sempurna, tetapi kita berdamai dengan ketidaksempurnaan tersebut.
Pada dasarnya manusia secara naluriah akan membandingkan pencapaian dan apa yang dimiliki oleh diri sendiri dengan orang lain.
Terlebih saat kita sedang scrolling media sosial, melihat apa yang dilakukan orang lain, apa yang dicapai orang lain, tidak akan ada habisnya apabila kita bandingkan dan yang didapatkan adalah rasa lelah.
Ada beberapa cara yang dapat membantu kita berhenti untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan memunculkan self love :
- Puasa atau off sejenak dari sosial media
- Bersyukur dengan apa yang kita punya
- Membatasi diri dengan apa yang kita dengar, lihat, ataupun kita baca.
- Detoks dari hal-hal yang bersifat negatif untuk kesehatan jiwa kita
Foto 2. Berbicara tentang Self Love
Saat Kita Disakiti Oleh Orang Lain Atau Mendapatkan Ujian, Bagaimana Cara Agar Self Love Kita Tetap Ada ?
Kehidupan yang terus berjalan dan berdampingan dengan orang lain atau masyarakat, tentu tidak terlepas dari adanya ujian hidup baik dari diri sendiri maupun orang lain.
Lantas, saat kita disakiti oleh orang lain, maka yang perlu kita lakukan adalah menjadikannya pembelajaran untuk ke depan.
Selanjutnya, kita perlu untuk memvalidasi dan menerima rasa sakit yang kita dapatkan untuk proses healing dengan cara kita masing-masing.
Sedangkan apabila rasa tidak nyaman yang timbul pada diri kita yang disebabkan oleh keberadaan orang yang memiliki toxic/negative vibes di sekitar kita, maka kita perlu pahami bahwa bisa jadi orang tersebut memiliki luka masa kecil.
Inner child seseorang ini terbentuk dengan pola parenting tertentu yang menimbulkan rasa trauma, perasaan ingin dicintai dan dikasihi sebagai seorang anak mungkin terabaikan.
Hal-hal yang perlu kita jadikan tameng saat berada di lingkungan yang toxic adalah sebagai berikut :
- Ignoring adalah bentuk mengabaikan orang atau sistem yang toxic.
- Meditasi, bisa dilakukan saat kita dalam kondisi yang rileks.
- Tumbuhkan empati kepada personel yang menyakiti diri kita.
- Menyaring feedback yang baik dan buruk terhadap diri kita.
Foto 3. Ny. Ghea Hapsari
Topik yang Dikupas Pada Sesi Tanya Jawab
- Saat kita merasa telah mencintai diri sendiri tanpa suatu effort untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menganggap bahwa kekurangan diri sendiri adalah hal yang tidak bisa dirubah. Kecenderungan adanya perasaan ini adalah hal yang baik karena jauh di lubuk hati tentu ada keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Namun akan lebih bijak apabila kita tidak meneruskan kekurangan tersebut dan tetap berusaha merubah keadaan, dimulai secara perlahan membuka hati, membuka diri, dan tidak putus asa.
- Batasan yang menunjukkan bahwa kita memerlukan bantuan orang lain/profesional untuk berubah. Apabila setiap kita teringat kejadian yang traumatis dan seketika merubah mood kita yang berdampak bagi orang terdekat kita, rasa putus asa, insomnia, kehilangan nafsu makan yang berlangsung selama lebih dari satu bulan atau adanya perasaan ingin mengakhiri hidup maka sangat dibutuhkan bantuan profesional.
- Kasus pembulian pada anak sekolah apakah pada anak usia 0-18 tahun dapat dikatakan karena kurangnya self love pada anak-anak. Dalam hal ini sangat perlu ditelaah kembali pola parenting kedua belah pihak baik pelaku atau korban sehingga dapat memutus rantai bullying pada anak-anak.
Foto 4. Sesi Tanya Jawab via DM
Cara Menumbuhkan Self Love
Saat seseorang merasa down atau saat berada di titik rendah dalam menjalani hidup, maka hal-hal negatif akan dengan sangat mudah berkecamuk dalam pikiran dan hati.
Untuk menghindari hal-hal yang merusak kesehatan jiwa, maka ada perlu ditumbuhkan self love dan dimulai dari diri sendiri dengan cara :
- Jujur pada diri sendiri dan keadaan kita sekarang. Dengan jujur kita akan menerima siapa diri kita.
- Bersyukur dengan segala kondisi yang Tuhan berikan kepada kita. Hati yang bersyukur akan membuat kita merasa cukup dengan segala ketetapan yang telah ditakdirkan untuk kita.
- Being mindful terhadap hal-hal kecil yang kita miliki dan rasakan, misalnya dengan selalu mengucapkan hal-hal positif saat kita melakukan atau mendapatkan sesuatu.
Foto 5. Penutup