Kartika Podcast Episode 4 : Mempersiapkan Putra Putri ke Sekolah Kedinasan

Kartika Podcast Episode 4 Mempersiapkan Putra Putri ke Sekolah Kedinasan

Kartika Podcast Episode 4 :

Mempersiapkan Putra Putri ke Sekolah Kedinasan

PENDAHULUAN

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PANRB) Nomor 20 Tahun 2021, Sekolah Kedinasan adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Badan Intelijen Negara, Badan Siber dan Sandi Negara dengan pola ikatan dinas atau pola pembibitan.

Selain Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), terdapat banyak sekolah kedinasan dibawah kementerian atau lembaga negara yang bisa dipilih oleh orang tua untuk mempersiapkan putra-putrinya dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi untuk memperoleh masa depan yang menjanjikan. 

Sekolah Kedinasan merupakan satu cara yang disiapkan oleh pemerintah untuk menyalurkan keinginan putra-putri terbaik bangsa. Setiap orangtua berkeinginan anaknya untuk dapat masuk ke sekolah kedinasan.

Sehingga banyak upaya dari orangtua untuk mempersiapkan putra-putri secara akademik maupun fisik untuk lulus dalam seleksi sekolah kedinasan.

Sekolah Kedinasan memiliki tujuan untuk menghasilkan individu yang kompeten dan terampil dalam bidang-bidang yang diperlukan dalam administrasi pemerintahan atau instansi lainnya. 

Lulusan sekolah kedinasan akan langsung bekerja di instansi pemerintahan atau kementerian yang memiliki ikatan dinas dengan sekolah tersebut.

SEKOLAH KEDINASAN IPDN

Institut Pemerintahan Dalam Negeri disingkat IPDN adalah Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, yang menyelenggarakan pendidikan tinggi kepamongprajaan dan menyiapkan kader pemerintahan dalam negeri di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 


Menurut Ibu Dr. Margaretha Rumbekwan., S.Sos., M.Si, pada tahun 1990 putra-putri Indonesia yang mengikuti pendaftaran IPDN sebanyak 500 orang, dengan penerimaan hanya 5-10 orang dalam 1 kabupaten, sehingga dapat disimpulkan bahwa Sekolah kedinasan merupakan sekolah favorit masyarakat Indonesia hingga saat ini.  

Ibu Dr. Margaretha Rumbekwan S.Sos., M.Si merupakan istri dari Serma Melkes Ndoen merupakan Purna Praja APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri) pada tahun 1990 yang sekarang berubah nama menjadi IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri).

Beliau merupakan anggota Persit dan  juga menjabat sebagai  Kepala Lembaga Penelitian Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Provinsi Papua Pegunungan.

Ibu Margaretha memiliki penghargaan sebagai Lurah Teladan dan Camat Teladan. Beliau menceritakan bahwa ketika Papua masih 1 Provinsi, beliau merupakan satu-satunya Lurah dan Camat perempuan di Papua dan ada berbagai hal menjadi inspirasi daerah sehingga terpilih menjadi Lurah dan Camat Teladan.

Ibu Margaretha menjelaskan bahwa menggunakan orang dalam untuk hal-hal negatif hanya merugikan berbagai pihak, karena seleksi sekolah kedinasan adalah seleksi terbuka sehingga dari seleksi masuknya gratis dan selama sekolah kedinasan pun gratis.

Menurut Ibu Margaretha, orang dalam hanya untuk sumber informasi dan hal-hal positif saat seleksi masuk.

 Berikut Persyaratan umum pendaftaran sekolah kedinasan IPDN antara lain : 

  1. Warga Negara Indonesia 
  2. Usia Pendaftar minimal 18-22 tahun
  3. Tinggi badan pria minimal 160 cm dan wanita minimal 155 cm
  4. Sehat Jasmani
  5. Nilai rata-rata minimal 7.5

Menurut Ibu Margaretha, sekolah kedinasan merupakan sekolah untuk kalangan orang-orang pintar sehingga orangtua harus mempersiapkan putra-putrinya dari jauh-jauh hari, yaitu dari awal SMA sehingga putra-putri dapat maksimal mengeluarkan kemampuannya dalam melaksanakan seleksi sekolah kedinasan, salah satunya mengikuti Lembaga bimbingan kedinasan (les sekolah kedinasan) yang dapat membantu menunjang putra-putri untuk lebih memahami materi yang diujikan saat seleksi masuk sekolah kedinasan sehingga orangtua putra-putri yang ingin masuk ke sekolah kedinasan dapat disarankan mengikuti lembaga les bimbingan tersebut. 

Pengalaman Ibu Margaretha saat pendidikan di APDN Malang bahwa beliau bangga karena tidak ada tindakan fisik yang terjadi selama pendidikan.

Ibu Margareta terpilih dari 5 orang yang lulus seleksi APDN dari Papua, total yang lulus seleksi APDN adalah 5 orang yaitu 3 laki-laki dan 2 perempuan dari Wamena dan salah satu terpilih dari 12 kabupaten Papua.

Ibu Margaretha memiliki pengalaman luar biasa saat menjalankan pendidikan di APDN Malang yaitu merasa mentalnya dijatuhkan karena beliau tidak cocok dengan menu makanan Jawa Timur.


“Satu hal lagi yang harus saya sampaikan di sini bahwa sekolah kedinasan ini sangat membahagiakan semua keluarga ketika anaknya lulus untuk masuk sekolah kedinasan, tapi jangan lupa satu hal biasanya yang kami alami selama di IPDN bahwa ada 1-2 anak tidak begitu berminat untuk masuk sekolah kedinasan tetapi masuk karena keinginan orang tua.

Sehingga ini perlu untuk antisipasi jauh-jauh hari sebelumnya, jangan hanya karena keinginan orang tua  yang bangga tapi anaknya jadi sengsara di asrama”, ungkap Ibu Margaretha.

Pesan Ibu Margaretha kepada Ibu Persit adalah ketika kita bekerja sebagai karir yang didapatkan, ingatlah status kita adalah Istri Prajurit.

Istri Prajurit harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Persit.

Dari awal kita sudah berjanji dan tanda tangan sehingga kita wajib mengikuti kegiatan-kegiatan Persit.

Jadi, membagi waktu dengan baik , mengikuti segala peraturan dengan baik dan banggalah menjadi Istri Prajurit.

YouTube Kartika Podcast Episode 4 :

Mempersiapkan Putra Putri ke Sekolah Kedinasan

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *