Kartika Podcast Episode 14 : Pubertas Anak Berkebutuhan Khusus
Kartika Podcast Episode 14 :
Pubertas Anak Berkebutuhan Khusus
Pembukaan
Pada Kartika Podcast Episode ke 14 ini dengan tema Pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus yang bertugas Sebagai host adalah Ibu Devy Septa Viandi istri dari Kolonel Inf Septa Viandi D. dan Ibu Wulan Jeffry Satria istri dari Letkol Inf Jeffry Satria dan sebagai narasumber Dr. Ernie Siregar, S.Psi., Mpd., Psikolog (Ketua Persit KCK Cabang IV SDIRUM PCBS Puspomad) Istri dari Brigjen TNI Bayu Adi Widodo, SH., MIP.
Saat ini Ibu Ernie (narasumber) mengelola Yayasan Edufa (Education For All) tujuan dari didirikan yayasan tersebut adalah untuk memastikan semua anak mendapatkan hak untuk mendatkan pendidikan dan pada saat ini Yayasan Edufa fokus kepada mendidik anak berkebutuhan khusus.
Materi Podcast
Pengertian Pubertas
Pubertas diambil dari bahasa latin artinya usia kedewasaan dimana masa anak-anak berakhir menuju dewasa pada saat ini terjadi pematangan organ reproduksi yaitu pada anak perempuan terjadi haid atau menstruasi dan anak laki-laki terjadi mimpi basah.
Di masa pubertas ini anak-anak mengalami perubahan fisik dan perubahan emosi, perubahan kognitif dan perubahan harapan sosial.
Usia pubertas anak perempuan itu antara 11-15 Tahun dan untuk anak laki-laki 12-16 tahun.
Pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Non ABK
Pubertas anak berkebutuhan Khusus secara umum tidak ada perbedaan dengan anak normal pada umumnya yang membedakan adalah efek dari pada perubahan itu yang membedakan pada anak Non ABK sebelum mereka masuk ke masa puber mereka mendapat pengetahuan dan pengalaman dari lingkungan sesperti orang tua, teman, guru, media sosial dan pada mereka mengalami ketegangan mereka bisa berkomunikasi dengan orang terdekatnya.
Untuk pubertas pada ABK yang mempunyai masalah komunikasi dan sosial ketegangan dan kecemasan pada ABK tidak dapat tersalurkan yang efeknya terjadi ledakan emosi sehingga sering terjadi ABK di masa puber berperilaku tantrum, menyakiti diri sendiri dan menyerang.
Dan karena kurangnya komunikasi dan menyalurkan pikiran mereka bisa mengalami pelecehan seksual atau 2 kali lipat dibandingkan dengan anak
ABK serta mereka kurang bisa merawat kebersihan diri.
Waktu yang tepat untuk menyampaikan pubertas pada anak ABK bisa diajarkan sejak usia 7 tahun mulai pengenalan mengenai satu anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, ruang umum dan ruang pribadi anggota tubuh, perilaku yang pantas dan tidak pantas serta ruangan umum dan khusus secara detail, dan orang tua diharapkan lebih peka dan aktif terhadap ABK apabila sudah mulai nampak ciri-ciri sekunder pada pubertas ABK.
Cara mempersiapkan ABK pada saat memasuki masa pubertas selain dari usia yang lebih dini dibandingkan dengan anak Non ABK ada teknik-teknik untuk menyampaikan pengetahuan pubertas kepada ABK serta media berupa visual, memperlihatkan video, aturan konkrit dengan memberikan suatu gambaran yang mereka mengerti, dan diajarkan secara detail bagaimana cara menghadapi ketika datang masa pubertas seperti apabila anak perempuan cara menggunakan pembalut yang benar pada saat menstruasi serta cara membersihkan darah menstruasi dan pada anak laki-laki bagaimana cara membersihkan ketika mereka telah mengalami mimpi basah.
Bagi pendidik, terapis, dan orang tua dapat mengajarkan keterampilan sosial kepada ABK yang mengalami pubertas, menurut narasumber dalam hal ini merupakan bagian hal paling sulit karena ABK tidak paham norma, agama serta tidak memperdulikan pandangan orang lain dan kenikmatan seksual adalah nomor satu sehingga dalam menghadapi hal ini kita bersikap tegas dalam menyampaikan mana hal yang boleh dan hal yang tidak boleh dilakukan serta memberikan contoh konkrit ketika ABK memasuki masa pubertas.
Saat ini di Indonesia belum begitu banyak praktisi, media, akademisi yang bergerak dalam meneliti masa pubertas pada ABK, sehingga sebagai orang tua dalam menghadapi ABK adalah pertama sebagai orang tua harus bisa menerima keadaan anaknya, dapat mencari support system yang bagus serta preventif dalam menghadapi kondisi anaknya.
Pesan kepada orang tua yang mempunyai ABK tidak boleh patah semangat tetap membersamai ABK kita cari pertolongan sebanyak mungkin dan kemudian ajarkan sedini mungkin kepada ABK dalam menghadapi masa pubertas pada ABK, cari komunitas orang tua ABK.